
Banyak biro perjalanan umroh saat ini mengklaim diri mereka sebagai penyelenggara “umroh sesuai sunnah”, atau masyarakat muslim menyebutnya ‘travel sunnah’. Namun, apa sebenarnya makna dari ungkapan ini? Istilah “sesuai sunnah” bukanlah sekadar jargon pemasaran, melainkan sebuah komitmen mendalam terhadap tuntunan ajaran Rasulullah Muhammad صلّى اللهُ عليهِ وسلّم. Sunnah sendiri merujuk pada segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan beliau yang menjadi pedoman hidup umat Islam.
Dalam praktik pada umumnya, frasa “umroh sesuai sunnah” yang dipahami masyarakat muslim, khususnya yang berafiliasi dengan gerakan-gerakan pembaharuan, memiliki beberapa karakteristik utama. Pertama, bimbingan muthawwif (pembimbing umroh) dalam pelaksanaan ibadah tidak terikat secara kaku pada satu mazhab fiqih tertentu. Ini berarti, para pembimbing berpedoman pada dalil-dalil kuat dari Al-Qur’an dan Sunnah, tanpa harus terpaku pada salah satu pendapat dari empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) jika ada pendapat lain yang dianggap lebih kuat secara dalil. Dalam lingkungan ormas Muhammadiyah, dikenal dengan Fiqih Tarjih, yaitu memilih pendapat yang kuat dari 4 mahdzab yang populer.
Namun, penting untuk dipahami bahwa meskipun ada penekanan pada fiqih non-mazhab, berumroh atau beribadah dengan komitmen pada salah satu mazhab fiqih tidaklah tercela. Para ulama lain, termasuk dari kalangan Salafy di zaman ini, juga mengakui bahwa bagi orang awam yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan ijtihad (menetapkan hukum dari Al-Qur’an dan Sunnah secara langsung), mengikuti salah satu mazhab adalah sebuah kebolehan.
Kebanyakan ulama besar dari Arab Saudi pun bermahdzab fiqih hambali. Mereka berpendapat bahwa orang awam dibolehkan untuk mengikuti satu mazhab gurunya. Masyaikh menjelaskan bahwa orang awam tidak diwajibkan untuk mencari dalil dari setiap masalah fiqih, karena hal itu akan menyulitkan dan memberatkan mereka. Hal ini sejalan dengan kaidah yang masyhur di kalangan ulama salafy, sebagaimana perkataan Imam Ahmad bin Hanbal yang mengatakan, “Mazhabnya orang awam adalah mazhab muftinya (gurunya).” Dengan kata lain, orang awam boleh mengamalkan apa yang difatwakan oleh gurunya yang berilmu dan terpercaya, meskipun guru tersebut berpegang pada satu mazhab tertentu. Adapun yang mereka tekankan adalah tercelanya fanatik buta dengan 1 mahdzab fiqih, tanpa melihat peluang kebenaran dari dalil pada mahdzab yang lain. Kebenaran tetap harus didahulukan. Artinya, jika suatu pendapat mazhab ternyata bertentangan dengan dalil yang sahih dari Al-Qur’an atau Sunnah, maka seorang muslim dianjurkan untuk mengikuti dalil tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan Imam Syafi’i yang terkenal, “Jika kalian menemukan hadits sahih, maka itulah mazhabku, dan buanglah perkataanku di belakang tembok.” . Bacaan lebih lanjut, klik: https://muslim.or.id/59312-haruskah-aku-bermazhab.html
Hal Kedua yang melatarbelakangi ungkapan ‘travel sunnah‘ adalah branding travel yang kuat untuk komitmen menghindari khurafat dan takhayul pada prosesi ibadah umroh dan haji. Khurafat adalah kepercayaan atau cerita fiktif yang tidak memiliki dasar dalam syariat, seringkali dicampuradukkan dengan hal-hal mistis atau gaib. Contohnya adalah meyakini bahwa suatu tempat atau benda memiliki kekuatan tertentu, atau melakukan ritual tambahan yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad صلّى اللهُ عليهِ وسلّم. Dengan demikian, umroh “sesuai sunnah” menuntut pelaksanaan ibadah yang murni dari segala bentuk asumsi personal atau amalan yang tidak bersumber dari ajaran yang sahih. Pernahkah Anda dengar bahwa ada jamaah asal Indonesia yang membawa benang kain kiswah penutup ka’bah, bahkan pasir gurun di mina, untuk dibawa pulang karena mayakini keberkahannya? Nah, itulah salah satu contoh asumsi keyakinan yang keliru tanpa dalil yang shahih.
Maksudnya ‘Sunnah’ Hanya Kerjakan Yang Dianjurkan Saja?
Pembahasan frasa ‘Travel Sunnah’ tidak jauh berbeda dengan frasa ‘Ulama Sunnah’ atau ‘Ustadz Sunnah’ yang dalam dekade terakhir menjadi polemik di media sosial. Meskinpun ada banyak makna sunnah dari berbagai disiplin ilmu Islam, namun secara khusus makna sunnah yang menempel pada kata travel tidaklah berarti sunnah yang bermakna ‘Bila dikerjakan dapat pahala, bila ditinggalkan tidak berdosa’.
Secara bahasa, kata “sunnah” berarti jalan atau metode. Dalam konteks syariat, sunnah adalah segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad صلّى اللهُ عليهِ وسلّم, baik berupa ucapan, tindakan, maupun persetujuan beliau. Adapun frasa “Ahlussunnah wal Jama’ah” adalah sebutan untuk golongan umat Islam yang mengikuti sunnah Nabi dan berada di atas jalan para sahabat beliau. Istilah ini merujuk pada manhaj atau metode beragama yang berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah, serta pemahaman dari generasi terbaik umat ini, yaitu para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in (generasi salaf).
Dalam konteks sejarah, banyak ulama terdahulu yang juga menyandarkan diri pada istilah “sunnah”. Imam Sufyan Ats-Tsauri, salah satu ulama terkemuka, pernah berkata, “Wajib atas kalian berpegang teguh pada bekas-bekas para sahabat, serta jalan mereka.” Perkataan ini menggarisbawahi pentingnya merujuk pada pemahaman para sahabat yang secara langsung menimba ilmu dari Rasulullah. Ada pula perkataan Imam Adz Dzahabi:
ويحق لكل صاحب سنة أن يفخر بما تركه علماء السنة من تراث عظيم حوى منهج أهل الحق
“Setiap pengikut sunnah berhak bangga dengan warisan agung yang ditinggalkan para ULAMA SUNNAH, yang memuat metodologi ahlul haq (orang-orang yang berada di jalan kebenaran)”. (Al ‘Arsy, 1/12)
Ide umroh yang berfokus pada dalil-dalil shahih dan bebas dari ritual tambahan ini selaras dengan semangat gerakan-gerakan pembaharuan dalam Islam, seperti ormas Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis, dan kelompok yang menisbathkan diri kepada manhaj salaf. Gerakan-gerakan ini dikenal sangat menekankan pemurnian akidah dan ibadah dari segala bentuk bid’ah dan khurafat, serta mengkaji fiqih secara langsung dari sumbernya, bukan hanya terikat pada satu mazhab tertentu. Inilah mengapa biro travel yang berafiliasi atau memiliki semangat yang sama dengan gerakan-gerakan ini seringkali menjadi rujukan utama bagi mereka yang mencari pengalaman umroh “sesuai sunnah”.
Lalu, Travel Mana Saja yang Sesuai Sunnah?
Ketika masuk pada bab penyebutan nama institusi mana yang ‘nyunnah’, penulis tidaklah bermaksud membatasi jumlah travel yang masuk kategori ini. Sebagaimana TOKO HAMIDAH menyatakan diri sebagai Toko Muslim, maka bukan berarti selain TOKO HAMIDAH adalah toko non-muslim. Setelah memahami konsep umroh sesuai sunnah, penting bagi calon jamaah untuk memilih travel yang benar-benar berkomitmen pada nilai-nilai tersebut. Di Yogyakarta/Jogja, ada 3 travel besar yang dikenal memiliki reputasi baik dalam menyelenggarakan umroh sesuai sunnah, yaitu Batik Travel, Hasuna Tour, dan Travel Nur Ramadhan.
Berikut beberapa alasan mengapa ketiga travel ini layak menjadi rekomendasi:
- Latar Belakang Pengelola: Ketiga travel ini didirikan dan dikelola oleh individu atau yayasan yang memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat dan terpercaya, sering kali berafiliasi dengan pondok pesantren atau lembaga dakwah yang berpegang teguh pada sunnah.
- Pembimbing Berkompeten: Masing-masing travel memiliki daftar pembimbing (mutawwif) yang mumpuni, lulusan universitas Islam terkemuka, dan dikenal luas di kalangan umat Islam. Kehadiran pembimbing yang kompeten memastikan jamaah mendapatkan bimbingan ibadah yang benar, bukan sekadar panduan teknis perjalanan.
- Komitmen pada Fiqih Umroh: Mereka menekankan bimbingan manasik umroh yang sesuai dengan tuntunan syariat, mengajarkan tata cara yang sahih, serta menghindari hal-hal yang tidak ada dalam tuntunan. Hal ini sejalan dengan tujuan utama umroh, yaitu beribadah dengan benar agar mabrur.
- Reputasi dan Jumlah Jamaah: Ketiganya telah melayani ribuan jamaah selama bertahun-tahun, yang menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat. Hasuna Tour, misalnya, telah melayani lebih dari 25.000 jamaah selama 27 tahun. Nur Ramadhan juga mencatat rekor dengan memberangkatkan ratusan jamaah haji khusus dalam satu tahun, menunjukkan kredibilitas dan kapasitasnya.
1. Batik Travel
Didirikan dan dipimpin oleh Bpk. Wasis Utomo, Batik Travel dikenal luas sebagai biro perjalanan umroh yang berkomitmen pada dakwah dan manhaj salaf. Nama “Batik” sendiri singkatan dari PT Baitullah Tiga Kharisma. Travel ini tidak hanya fokus pada bisnis, tetapi juga memiliki misi dakwah dan ilmu, yang terlihat dari afiliasinya dengan beberapa media dakwah dan pusat kajian ilmu diniyyah.
- Kantor: Jalan Kaliurang Km 5,5 Gg Pandega Mandala No. 23, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.
- Latar Belakang Pengelola: Wasis Utomo, pendiri Batik Travel, sering tampil di berbagai acara dakwah dan dikenal memiliki komitmen kuat dalam menyebarkan ajaran Islam yang lurus. Beliau juga merupakan pemilik dari bisnis lain seperti Batik Trading dan distributor komputer.
- Pembimbing: Pembimbing umroh Batik Travel seringkali berasal dari kalangan ustadz-ustadz yang dikenal memiliki pemahaman mendalam tentang Al-Qur’an dan Sunnah, seperti Ustadz Erlan Iskandar, Ustadz Yulian Purnama, Ustadz Ristyan Ragil, Ustadz Ratno ABu Muhammad, Lc M.Ag, dll yang tercantum dalam jadwal umroh mereka.
- Keunggulan: Batik Travel dikenal dengan pelayanan yang rapi, transparan, dan fokus pada bimbingan ibadah yang intensif oleh ustadz berpengalaman Mereka menekankan manasik yang detail agar setiap jamaah memahami setiap rukun dan wajib umroh dengan baik, sesuai dengan tuntunan Nabi. Bahkan beberapa program unggulan menawarkan perjalanan umroh dengan tema kajian ilmu di tanah suci, seperti kajian bersama ustadz yang menimba ilmu di Universitas Islam Madinah.
2. Hasuna Tour
Sebagai salah satu biro perjalanan umroh dan haji tertua di Yogyakarta, Hasuna Tour telah membuktikan eksistensinya sejak tahun 1997. Didirikan oleh Alm. K.H. Sunardi Syahuri (salah satu tokoh ulama Muhammadiyah) dan saat ini dipimpin oleh H. Ahmad Fuad, Hasuna Tour memiliki akar yang kuat dalam dunia dakwah di Yogyakarta.
- Kantor: Jalan Monjali No. 129, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
- Latar Belakang Pengelola: Nama “Hasuna” berasal dari kata “hasan” yang berarti baik, mencerminkan komitmen mereka untuk memberikan pelayanan terbaik kepada “tamu-tamu Allah”. Didirikan oleh seorang kiai kharismatik, travel ini memiliki fondasi yang kokoh dalam nilai-nilai Islam.
- Pembimbing: Hasuna Tour memiliki tim pembimbing yang berpengalaman dan memiliki latar belakang pendidikan agama dan umum yang mumpuni, seperti Ustadz Ahmad Khudori, Lc., Ustadz Rosyid Abu Rosyidah, S.Ag., M.Ag, dan lain-lain. Mereka juga memiliki pembimbing dari kalangan dokter, seperti dr. Veby Novy Yendri, Sp.T.H.T.K.L. dan dr. Probosuseno, Sp.PD, yang memberikan nilai tambah dalam hal pendampingan kesehatan bagi jamaah.
- Jumlah Jamaah: Hasuna Tour mengklaim telah melayani lebih dari 25.000 jamaah selama 27 tahun terakhir, menjadikannya salah satu biro umroh paling terpercaya dan berpengalaman di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
- Keunggulan: Keberlanjutan dan pengalaman menjadi nilai jual utama Hasuna. Dengan sejarah yang panjang, mereka telah membangun sistem pelayanan yang matang, termasuk manasik yang mendalam, fasilitas yang terjamin, dan pendampingan yang ramah, khususnya bagi jamaah lansia.
3. Travel Nur Ramadhan
Nur Ramadhan Wisata adalah salah satu travel umroh dan haji khusus yang mendapatkan izin resmi dari Kementerian Agama RI sejak tahun 2002. Travel ini memiliki reputasi yang sangat baik dalam menyelenggarakan perjalanan ibadah yang aman, nyaman, dan barokah.
- Kantor: Grha Nur Ramadhan Jl. Magelang, KM 8, Padukuhan, RT.007/RW.018, Mlati Glondong, Sendangadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman
- Latar Belakang Pengelola: Salah satu keunggulan Nur Ramadhan adalah afiliasinya dengan pondok pesantren penghafal Al-Qur’an. Ini menunjukkan bahwa bisnis ini bukan hanya mencari keuntungan, tetapi juga sebagai amal usaha untuk mendukung kegiatan dakwah dan pendidikan agama. Direktur mereka, Ustadz Mifdhol Abdurrahman, Lc, MHI, adalah sosok yang dikenal di dunia dakwah.
- Pembimbing: Nur Ramadhan memiliki daftar pembimbing yang panjang dan kredibel, termasuk ulama-ulama besar seperti K.H. Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc. Kehadiran nama-nama ini menjadi jaminan bahwa bimbingan ibadah yang diberikan sangat berlandaskan pada pemahaman Islam yang sahih.
- Jumlah Jamaah: Nur Ramadhan mencatat rekor baru dengan memberangkatkan 388 jamaah haji khusus dalam satu tahun, sebuah angka yang fantastis dan menunjukkan kapasitas serta kepercayaan yang sangat besar dari masyarakat.
- Keunggulan: Komitmen pada keberkahan menjadi moto utama Nur Ramadhan. Mereka mengintegrasikan bisnis umroh dengan amal usaha pondok pesantren, sehingga setiap keuntungan yang didapat turut berkontribusi pada pendidikan agama. Ini memberikan ketenangan tersendiri bagi jamaah bahwa biaya yang mereka keluarkan memiliki dampak sosial yang positif.