Umroh Terbang Langsung ke Saudi dari Bandara YIA Tahun 2026

umroh berangkat dari bandara yia
Source: krjogja.com (jamaah umroh hasuna tour di bandara yia)

Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X, mendorong terbentuknya Sekretariat Bersama (Sekber) bagi para penyelenggara perjalanan ibadah haji dan umrah di wilayah DIY. Gagasan ini disampaikan saat pertemuan dengan Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPD AMPHURI) DIY pada awal Juli 2025.

Menurut Paku Alam X, Sekber sangat penting sebagai wadah koordinasi antar biro travel umrah dan haji yang jumlahnya tidak sedikit di DIY. Tercatat, lebih dari 40 travel resmi aktif beroperasi melayani jamaah asal Yogyakarta dan sekitarnya. Selama ini, masing-masing travel berjalan sendiri-sendiri sehingga koordinasi terkadang kurang optimal. Kehadiran Sekber diharapkan mampu menjadi simpul komunikasi, memperkuat kebersamaan, serta membuka peluang kolaborasi yang lebih besar.

Harapan Akan Penerbangan Langsung dari Yogyakarta

Dalam kesempatan tersebut, Paku Alam X juga menyampaikan aspirasi masyarakat Muslim DIY agar suatu saat tersedia penerbangan langsung dari Yogyakarta International Airport (YIA) menuju Tanah Suci, baik Jeddah maupun Madinah.

Selama ini, mayoritas jamaah umrah maupun haji dari DIY masih harus transit terlebih dahulu di Jakarta atau Surabaya. Hal ini menambah durasi perjalanan, meningkatkan biaya, serta menyulitkan jamaah lanjut usia yang jumlahnya cukup besar. Dengan adanya penerbangan langsung dari YIA, perjalanan jamaah akan jauh lebih efisien, nyaman, dan minim risiko kelelahan.

“Bayangkan kalau jamaah kita bisa langsung berangkat dari YIA menuju Jeddah atau Madinah, tanpa harus transit. Itu akan menjadi lompatan besar yang bukan hanya menguntungkan jamaah, tapi juga daerah,” ujar Paku Alam X dengan penuh optimisme.

Dukungan dari Asosiasi Travel

Ketua DPD AMPHURI DIY, Adam Basyori, menyambut baik gagasan Paku Alam X. Menurutnya, Sekber akan menjadi langkah strategis yang memudahkan konsolidasi antar biro travel. Dari sisi organisasi, Sekber bisa menjadi corong bersama untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah maupun maskapai penerbangan terkait kebutuhan jamaah umrah dan haji asal DIY.

Selain itu, Sekber juga akan mempermudah pengaturan jadwal keberangkatan jamaah. Selama ini, karena masing-masing travel hanya membawa jumlah jamaah terbatas, sering kali maskapai enggan membuka penerbangan langsung dari YIA. Dengan adanya sinergi antar travel, jumlah jamaah bisa dikonsolidasikan sehingga memenuhi kuota minimal sebuah penerbangan langsung.

“Jika kita bersatu, maka sangat mungkin jumlah jamaah dari DIY bisa memenuhi satu pesawat penuh. Dengan begitu, peluang penerbangan langsung semakin terbuka,” jelas Adam.

Kelebihan Penerbangan Langsung dari YIA

Penerbangan langsung dari Bandara YIA ke Arab Saudi memiliki sejumlah kelebihan yang akan dirasakan oleh jamaah maupun masyarakat luas.

  1. Efisiensi Waktu dan Energi
    Jamaah tidak perlu menempuh perjalanan darat menuju Jakarta atau Surabaya. Hal ini menghemat waktu perjalanan hingga 6–10 jam. Selain itu, jamaah juga tidak perlu menghadapi kerumitan transit di bandara besar yang padat.

  2. Kenyamanan Jamaah Lansia
    Lebih dari 40 persen jamaah haji dan umrah berasal dari kelompok usia lanjut. Penerbangan langsung akan mengurangi risiko kelelahan, stres, maupun masalah kesehatan akibat perjalanan panjang dan transit.

  3. Penghematan Biaya Perjalanan
    Eliminasi perjalanan tambahan dan biaya akomodasi di kota transit akan menurunkan biaya total. Meskipun harga tiket penerbangan langsung biasanya sedikit lebih mahal, secara keseluruhan biaya perjalanan justru lebih efisien.

  4. Peningkatan Status YIA sebagai Bandara Internasional
    Dengan adanya penerbangan langsung ke Jeddah atau Madinah, posisi YIA akan semakin strategis sebagai pintu gerbang internasional yang melayani rute ibadah umat Islam. Hal ini akan menambah reputasi YIA di kancah global.

Dampak Ekonomi bagi DIY dan Sekitarnya

Jika penerbangan langsung benar-benar terealisasi, dampak ekonominya akan sangat luas. Pertama, sektor pariwisata dan jasa akan memperoleh manfaat besar. Jamaah dari Jawa Tengah bagian selatan, bahkan sebagian Jawa Timur, kemungkinan akan memilih berangkat melalui YIA. Hal ini akan meningkatkan jumlah kunjungan dan perputaran ekonomi di sekitar Yogyakarta.

Kedua, sektor transportasi lokal seperti hotel, restoran, biro perjalanan, hingga penyedia jasa antar-jemput bandara akan mengalami peningkatan permintaan. Kondisi ini bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat.

Ketiga, sinergi travel umrah dan haji di DIY akan menumbuhkan ekosistem bisnis keislaman yang lebih kokoh. Mulai dari toko oleh-oleh, penyedia perlengkapan ibadah, hingga koperasi syariah bisa ikut berkembang seiring dengan peningkatan jumlah jamaah yang terpusat di YIA.

Dampak Sosial dan Keagamaan

Dari sisi sosial, penerbangan langsung akan semakin memperkuat identitas Yogyakarta sebagai pusat peradaban Islam yang ramah dan moderat. DIY memiliki tradisi panjang dalam mendukung kegiatan keagamaan, termasuk pendidikan pesantren, majelis taklim, dan organisasi dakwah. Dengan kemudahan akses menuju Tanah Suci, masyarakat akan semakin termotivasi untuk menunaikan ibadah umrah dan haji.

Selain itu, penerbangan langsung akan memperkuat rasa kebersamaan antarjamaah. Selama ini, jamaah dari berbagai daerah kerap bercampur di bandara-bandara transit. Jika berangkat dari YIA, jamaah DIY akan memiliki pengalaman kolektif yang lebih erat, memperkuat jaringan sosial, dan memperkokoh solidaritas keumatan.

Tantangan yang Perlu Diantisipasi

Meski banyak keuntungan, realisasi penerbangan langsung juga memerlukan sejumlah persiapan serius. Pertama, kapasitas dan fasilitas YIA harus siap melayani ribuan jamaah dengan standar pelayanan internasional. Layanan khusus seperti imigrasi haji, klinik kesehatan, serta sarana ibadah di bandara harus ditingkatkan.

Kedua, koordinasi dengan maskapai penerbangan menjadi kunci. Tidak semua maskapai bersedia membuka rute langsung tanpa adanya jaminan jumlah penumpang yang cukup. Oleh karena itu, peran Sekber sangat penting untuk memastikan konsolidasi jamaah.

Ketiga, aspek regulasi dan diplomasi juga harus diperhatikan. Pemerintah pusat bersama Kementerian Agama perlu menjalin komunikasi intensif dengan otoritas penerbangan Arab Saudi agar rute penerbangan ini dapat memperoleh izin.

Inisiatif Paku Alam X untuk mendorong pembentukan Sekber haji dan umrah di DIY merupakan langkah strategis yang visioner. Tidak hanya memperkuat koordinasi antar travel, gagasan ini juga membuka jalan bagi terwujudnya penerbangan langsung dari Bandara YIA menuju Tanah Suci.

Jika benar-benar terealisasi, manfaatnya akan sangat besar: jamaah lebih nyaman, biaya lebih efisien, YIA semakin berkelas, dan masyarakat DIY serta sekitarnya memperoleh dampak ekonomi-sosial yang luas.

Dengan dukungan dari asosiasi travel, pemerintah daerah, dan masyarakat, harapan menghadirkan penerbangan langsung dari Yogyakarta ke Jeddah atau Madinah bukanlah sesuatu yang mustahil. Justru, inilah momentum bagi Yogyakarta untuk mengambil peran lebih besar dalam memfasilitasi ibadah umat Islam di Indonesia bagian selatan.