Jogja, Siap-Siap Punya Embarkasi Haji

embarkasi haji jogja
Persiapan pembangunan embarkasi haji di Kulonprogo / DI Yogyakarta semakin matang, khususnya dalam hal akomodasi untuk para jemaah. Saat ini, terdapat 4 hotel di sekitar Bandara YIA yang bersedia berfungsi sebagai asrama haji. Pemerintah Kabupaten Kulonprogo juga telah menyelesaikan draf rencana pembangunan embarkasi haji tersebut.

Sekretaris Daerah Kulonprogo, Triyono, menjelaskan bahwa draf ini akan segera diserahkan kepada Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan HB X, dan setelah itu akan diteruskan ke Kementerian Agama Republik Indonesia.

Triyono menyampaikan bahwa kesediaan empat hotel di Kapanewon Temon ini telah diperoleh setelah tiga kali pertemuan antara Pemkab Kulonprogo dan para manajer hotel. “Mereka sepenuhnya mendukung rencana ini, dan kami menghargai komitmen mereka dalam mendukung berbagai program pembangunan di Kulonprogo,” tuturnya.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan empat hotel sebagai asrama haji tidak akan menambah biaya bagi para jemaah. “Biayanya tetap sekitar Rp100 ribu per malam, sama seperti yang dikenakan di asrama haji lainnya,” ungkapnya.

Triyono menekankan bahwa penggunaan hotel untuk fungsi ini memberikan keuntungan tersendiri dalam upaya menyukseskan pembangunan embarkasi, karena hotel menawarkan fasilitas yang lebih lengkap dan nyaman dibanding asrama haji biasa.

Berbagai organisasi perangkat daerah di Pemkab Kulonprogo juga bersinergi mendukung rencana pembangunan ini. “Semua pihak bekerja sama karena ini adalah kesempatan besar untuk memajukan perekonomian Kulonprogo, dengan setiap pihak berkontribusi dalam program ini,” tuturnya.

Rencana pembangunan embarkasi haji ini sangat strategis, mengingat Bandara YIA merupakan satu-satunya bandara internasional di Jawa Tengah. “Ini adalah peluang besar untuk meningkatkan ekonomi daerah dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kulonprogo,” imbuhnya.

Sebelumnya, Penjabat Bupati Kulonprogo, Srie Nurkyatsiwi, menyatakan bahwa embarkasi haji ini nantinya akan melayani jemaah dari berbagai wilayah.

Srie menambahkan, kehadiran embarkasi haji ini tidak hanya memudahkan jemaah dari Jogja / Kulonprogo, tetapi juga memperkuat keberadaan Bandara YIA dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kulonprogo. “Hal teknis terkait pembangunan akan dibahas secara bersama, asalkan kita mendapatkan izin dari Kementerian Agama RI terlebih dahulu,” jelasnya.

Kepala Kanwil Kementerian Agama DIY, Masmin Afif, menyatakan bahwa perkembangan saat ini masih pada tahap pengajuan permohonan anggaran ke pemerintah pusat, dan belum ada update terbaru mengenai hal tersebut.

“Ini adalah kewenangan pusat, dan kami hanya bertugas untuk mengajukan permohonan. Nanti kita tindak lanjuti ketika ada jawaban,” tuturnya kepada Radar Jogja pada Minggu (5/5).

Masmin belum dapat memberi rincian berapa besar anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan asrama haji di Kulon Progo. “Skema anggaran juga belum bisa dipastikan. Kami akan mengikuti apa yang diperintahkan oleh pusat pada saatnya,” ujarnya. Tanah untuk calon lokasi embarkasi ini akan menghabiskan lahan seluas 7 hektare yang berstatus Sultanat Ground (SG) milik Keraton Jogja.

Lahan tersebut terletak di Dusun Pripit, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap, dan berjarak sekitar 5 km dari Bandara YIA. “Tanahnya sudah tersedia dan telah diberikan oleh Ngarsa Dalem seluas 7 hektare,” jelasnya.

Masmin juga mengungkapkan bahwa desain asrama haji di kawasan YIA akan cukup luas, menyesuaikan dengan standar bandara internasional di Jogja. Setidaknya, operasionalnya harus dapat mendukung pemberangkatan dua kloter jemaah. “Ngarsa Dalem juga menginginkan agar asrama haji ini setara dengan tipe hotel, tidak hanya untuk layanan haji tetapi juga untuk kebutuhan pariwisata,” tambahnya.

Ia berharap agar anggaran untuk pembangunan embarkasi haji di Kulon Progo dapat segera disetujui, sehingga proses pembangunan dapat direalisasikan segera. “Kami berharap anggaran bisa segera disetujui, dan tentunya kami akan mengikuti perkembangan dari pemerintahan yang baru,” pungkasnya.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama KAI Commuter, Asdo Artriviyanto, menyatakan komitmennya untuk memfasilitasi masyarakat terkait transportasi darat. Selama ini, pihaknya telah bekerja untuk menyediakan jalur perjalanan KRL yang menuju Jogja.

Oleh karena itu, masyarakat dari Solo, Klaten, Delanggu, dan Jawa Barat yang ingin menuju Bandara YIA dapat menggunakan KRL Palur hingga Jogja, lalu melanjutkan perjalanan menggunakan KA Bandara. “Karena, jika menggunakan Parameks, tujuannya ke Kutoarjo yang tidak melewati YIA, sehingga perlu menggunakan KA Bandara,” tuturnya.

sumber: radar jogja, harian jogja